![$rows[judul]](https://perwirasatu.co.id/asset/foto_berita/IMG-20250902-WA0238.jpg)
Perwirasatu.co.id-Garut-Program Indonesia Pintar (PIP) di SDN 3 Sindangsari, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut, diduga menjadi sasaran pungutan liar oleh pihak sekolah. Sejumlah orang tua siswa mengaku keberatan dengan adanya potongan sebesar Rp75 ribu setiap kali pencairan dana PIP.
Seorang wali murid yang enggan disebutkan namanya menuturkan, potongan tersebut diberlakukan setelah adanya musyawarah antara kepala sekolah, guru dan orang tua siswa. Dalam kesepakatan tersebut, setiap penerima PIP, mulai dari kelas 1 hingga kelas 6 dikenakan potongan Rp75 ribu, dengan alasan Rp25 ribu untuk ongkos (biaya transportasi) pencairan dan Rp50 ribu untuk guru,
“Kalau tidak menyetujui potongan itu, katanya dana PIP tidak akan dicairkan. Jadi orang tua seperti dipaksa menyetujui,” ungkapnya, Selasa (2/9).
Selain pungutan, orang tua juga menyoroti adanya praktik penahanan buku tabungan PIP oleh pihak sekolah. Hal ini menimbulkan dugaan penyalahgunaan dana, terutama setelah ditemukan adanya kejanggalan terkait pencairan.
Salah seorang wali murid mencontohkan kasus yang menimpa anaknya. Saat duduk di kelas 1 hingga kelas 3, sang anak rutin menerima PIP. Namun, ketika naik ke kelas 4, dana tersebut tidak lagi diterima, meski buku rekening menunjukkan adanya pencairan,
“Saya baru tahu kalau dana PIP anak saya di kelas 4 ternyata cair setelah melihat catatan transaksi di buku rekening. Tapi uangnya tidak pernah diberikan. Saat ditanyakan, guru berdalih belum disalurkan. Beberapa waktu kemudian, guru datang ke rumah dan mengaku uang PIP sudah diberikan, padahal saya sama sekali tidak pernah menerima,” tegasnya.
Kecurigaan semakin kuat ketika pihak sekolah baru-baru ini mengembalikan seluruh buku rekening PIP kepada siswa dengan alasan akan diganti menjadi kartu ATM. Orang tua siswa menduga ada upaya menutupi praktik pungutan dan penyalahgunaan dana bantuan pendidikan tersebut.
Namun, saat awak media menghubungi Kepala Sekolah SDN 3 Sindangsari, U. Zaenal Mutaqin, S.Pd via aplikasi perpesanan tidak merespon. Awak media pun mencoba menghubungi salah satu guru, tetapi Ia membantah terkait adanya potongan dan menyebut pihak sekolah tidak mengolektif pencairan PIP.
"Enggak ada potongan, pencairan juga langsung oleh siswa, enggak dikolektif," ucapnya seraya mengarahkan awak media untuk menghubungi kepala sekolah
(Rudi Sanjaya)
Tulis Komentar