Siapa yang bisa merancang masa depan dunia? Orang akan mengatakan merekalah sosial enginer, pembuat kebijakan global, dan para inovator, pengembang perangkat modern, seperti pakar pengembang IT dan AI.
Tentu, jawaban itu ada benarnya, namun cukupkah jika mereka bekerja sama dalam membentuk masa depan? Akankah potret dunia ke depan persis seperti yang mereka rencanakan? Bisakah mereka mengurai secara presisi setiap unsur yang membentuk masa depan?
Saya kira tidak. Mereka tak bisa membuat peta emosi, religiusitas, serta keyakinan manusia. Dan faktor lainnya adalah kejadian alam yang di luar kendali manusia. Akhirnya, itu semua akan menjadi faktor yang mendisrupsi perencanaan para pembuat kebijakan global.
Sebelumnya, tak pernah ada yang memprediksi kalau Kekaisaran Persia akan jatuh di tangan Umar, pemimpin dari sebuah komunitas Arab yang dipandang tak berperadaban di zamannya. Juga, tak terprediksi bahwa bangsa Mongol bisa berpengaruh di Asia sampai ke sebagian Eropa. Atau, tak terbayang Android bisa menjadi raksasa gadget. Itu merupakan bom waktu masa depan yang datang mengejutkan.
Namun, tanpa perpustakaan dan aneka teori, para Nabi dibekali nalar profetik yang bisa menggambarkan masa depan, bukan dengan prediksi mistik. Para Nabi mampu mengurai secara detail bagaimana dunia bekerja, dan itulah yang selalu gagal dipahami generasi penerusnya.
Apakah kita masih yakin bahwa Amerika dengan kapitalismenya masih akan bertahan dalam beberapa dekade lagi? Apakah para pemain politik global masih negara itu-itu saja? Apakah dolar masih menjadi alat transaksi global?
Jawabannya harus kita pecahkan dengan berkaca pada indikator yang ada dan pola sejarah yang mengantarkan dunia pada saat ini.
Lalu, seperti apa dunia ke depan? Kita tak secerdas para Nabi untuk bisa membaca itu. Kita hanya bisa menerka sebagian saja. Untuk itu, bacalah arah gerak sang zaman, ke mana kecenderungannya mengarah. Bacalah berkali-kali setiap sebab yang melahirkan ribuan konsekuensi. Bacalah ayat Tuhan, sebagai Hukum Hidup yang tak pernah bernegosiasi dengan kesalahan. Hukum sejarah adalah hukum hidup yang diciptakan Tuhan tanpa cacat.
Bacalah secara detail sebelum kau berteriak tentang pemikiranmu yang dianggap harga mati. Kalau tidak, maka masa depan akan menertawakanmu.
Oleh: Kundrat Kanda Permana
Tulis Komentar