Suami Salah Satu Perangkat Desa Errabu Tuding Media Pelacur Masa Kini di Akun Facebooknya

$rows[judul]

Perwirasatu.co.id- Sumenep - Ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Errabu Muhammad Ilyas melalui akun Facebooknya tiba-tiba membuat postingan berisi tuduhan cukup serius yang berpotensi dapat menyinggung perasaan para insan media di Kabupaten Sumenep.

Malalui postingan Facebooknya itu, Ilyas berbicara terkait media. Ia menggunakan istilah media abal-abal. Media abal-abal, menurutnya, adalah media yang hanya bisa lempar isu, namun setelahnya justru sembunyi. Media yang demikian ia sebut sebagai pelacur masa kini.

“Media abal-abal. Lempar batu sembunyi tangan. #Pelacur_masa_kini,” kata Ilyas dikutip dari akun Facebooknya pada Kamis (1/6/2023) malam.

Meskipun postingan tersebut tidak secara tegas menyebut media apa saja yang ia anggap sebagai pelacur, namun kuat dugaan pernyataan itu ditujukan ke media-media yang memuat pemberitaan kegiatan gotong royong warga yang urunan memperbaiki jalan rusak parah di Desa Errabu, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep beberapa waktu lalu.

Melalui kolom komentarnya, seorang pengguna Facebook berusaha mempertanyakan maksud dari pernyataan tersebut dan media apa saja yang dianggap abal-abal. Ia mengingatkan Ilyas supaya berhati-hati dalam membuat pernyataan.

Alih-alih meminta maaf, Ilyas justru tetap berusaha mempertahankan pernyataannya soal ‘media abal-abal’ itu. Ia dengan tegas mengatakan memang ada media yang berkelakuan demikian.

“Terima kasih atas saran dan kritikannya. Tapi jujur ada oknum media yang berkelakuan seperti itu menyerang dan lari, keberadaan medianya tak bisa ditelusuri,” kata pria yang diketahui merupakan suami dari salah satu aparatur Desa Errabu itu.

Ia kemudian meminta media untuk tidak mudah baper atau bawa perasaan. Media abal-abal yang ia maksud, jelas Ilyas, adalah media yang enggan diklarifikasi setelah melempar isu.

“Media yang tak pernah siap untuk diklarifikasi. Selama tidak ada media yang pernah dihubungi untuk klarifikasi, berarti bukan media itu pelakunya,” ujarnya.

“Hati-hati juga sebagai media, jangan baperan,” imbunya.

Seorang pengguna Facebook lain turut berkomentar pada akun Ilyas. Ia menantang Ilyas untuk berdebat secara terbuka terkait tuduhan media abal-abal itu. Tantangan ini ia sampaikan untuk mengukur sejauh mana pengetahuan Ilyas tentang cara kerja jurnalistik.

“Klarifikasi gimana maksudnya ini? Keliatan sekali akun ini gak ngerti cara kerja media. Bagaimana dan dalam konteks apa media bisa diklarifikasi? Media itu hanya memotret fakta yang terjadi di lapangan. Jika pun harus klarifikasi, ya apanya yang harus diklarifikasi? Narsumnya? Kualitas tulisannya? 5W 1H-nya? Coba kita bedah di sini, biar kita juga bisa ngukur sejauh mana pengetahuan anda tentang cara kerja jurnalistik,” kata sebuah akun bernama Batik Madrim itu.

“Berita apa yang anda maksud gak bisa diklarifikasi itu? Jangan-jangan anda sendiri gak paham bahasa anda sendiri, lalu main tuding media abal-abal. Abal-abal gimana maksudnya. Monggo saya tunggu, min. Kita diskusi terbuka di sini,” imbuhnya.

Selang beberapa saat setelah munculnya tantangan debat terbuka itu, postingan Ilyas langsung lenyap dari timeline Facebook. Ilyas rupanya menghapus postingannya tanpa ada pernyataan apapun setelah tantangan tersebut. Padahal, postingan Ilyas itu sudah dibuat sejak sekitar seminggu yang lalu.

Saat dikonfirmasi melalui direct message (DM), Ilyas berusaha berkelit dan membelokkan isunya seolah itu persoalan pribadi dan tidak bermaksud untuk menyerang media massa.

“Mohon maaf sama sekali tidak ada ke sana, jangan ambil kesimpulan ke arah itu, tapi itu masalah lain yang sifatnya individu,” ujarnya.

Dia juga berusaha membantah postingannya tidak terkait dengan pemberitaan kegiatan gotong royong warga yang memperbaiki jalan rusak secara swadaya.

“Sekali lagi jika status saya diasumsikan untuk menjawab masalah jalan itu salah besar. Tapi itu murni masalah pribadi tentang hutang piutang,” ucapnya.


(Dayat)

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)