Perwirasatu.co.id-BogorRuang tamu kediamannya di Bojong Kabupaten Bogor, Jawa Barat di penuhi dengan piala, piagam dan burung ocehan yang harganya lumayan mahal. Ayah, begitu banyak orang memanggilnya. Gayanya yang khas menjadi pembeda dengan jawara jawara silat Betawi lainnya. Saya gak berani nanya berapa banyak koleksi batu akiknya. Yang pasti setiap kali hadir di acara acara penting, Ayah Topik selalu tampil dengan aksesoris yang bikin mata banyak orang melirik agak lama.
Televisi ukuran 60 inc yang ada di ruang tamu rumahnya jelas bikin nyaman saat nonton pertandingan sepak bola piala dunia. Enam buah golok berbagai ukuran terpajang di dinding sudah cukup jadi penanda bahwa Ayah Topik memang salah satu jawara silat Betawi asal Tanah Abang yang seluruh hidupnya didedikasikan untuk merawat dan melestarikan seni budaya Betawi.
Terlahir dengan nama Taufik Hidayatullah, seabreg aktivitasnya telah membuat banyak orang menyebut dengan beragam nama. Topik Valas, Topik Burung dan Babeh Cincin adalah beberapa sebutan kepada tokoh yang masih betah dengan rambutnya yang gondrong.
Sanggar SEBBET (Seni Budaya Betawi Tenabang) yang didirikannya pada 6 Juni 2007 adalah sebagai bukti dari bentuk dedikasi dan totalilasnya untuk menjaga dan merawat seni budaya Betawi.
"Tim yang lain sih cemen cemen. Gue ngejagoin Perancis sama Jerman" begitu jawabnya ketika ditanya tim favorit juara piala dunia U 17 yang di gelar di Indonesia.
"Ayah tuh belajar silat sebenarnya telat. Baru di usia tiga puluh lima belajar silat di Gang Lontar. Pokoknya setelah masa jahiliyah di Tanah Abang saya tinggalin lah" sambil ketawa ngakak Ayah Topik cerita soal terjunnya kedunia seni budaya Betawi.
Sesekali kepulan asap rokok kretek yang dipasang dicangklong nya dihembuskan pelan pelan keluar dari mulutnya. Handphone nya terus terusan berdering dari banyak orang. Dari yang sekadar nanya kabar sampai nanya skor sepak bola.
Tinggal berdua dengan isteri tercintanya Ibu Mulyani asal Petamburan 3 Tanah Abang, membuat ayah Topik lebih banyak waktu untuk tetap berlatih silat aliran Kong Rahmat dan mengurus burung burungnya. "Rumah ini tuh rame sebulan sekali kalau anak anak dan cucu cucunya datang kesini." Tukasnya.
Betah rasanya ngobrol dengan Ayah Topik yang bawaanya santai ketika saya lebih banyak ngobrol soal seni dan budaya Betawi.
(Yana Sumaryana)
Tulis Komentar