Perwirasatu.co.id-Batam- Hanya pemimpin cerdas dan tegaslah yang bisa membawa Batam melompat tinggi pertumbuhan ekonomin-nya sebesar 6,8 persen setelah hantaman pandemi Covid-19.
Muhammad Rudi berani membangun infrastruktur jalan dan memperbaiki izin investasi sehingga lapangan pekerjaan terbuka.
Banyak proyek padat karya mudah dijangkau kalangan pekerja non formal. Wajar pertumbuhan ekonomi Batam terbang tinggi melampuai pertumbuhan ekonomi nasional yang naik 5,3 persen.
Pertumbuhan ekonomi nasional ini mengalahkan Kepri yang cuma 5,09 persen. Gubernur harusnya membangun dan mendorong perluasan industri di luar Batam agar terjadi pemerataan pertumbuhan ekonomi. Kinerja kepala daerah dipertanyakan dikala pertumbuhan ekonomi di bawah nasional.
Salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi adalah produksi. Maka, untuk menaikkan produksi produk, tak ada cara lain harus dengan membuka lapangan pekerjaan di Lingga, Natuna, Anambas dan Karimun serta Tanjungpinang yang memiliki kemiskinan nomor dua tertinggi di Kepulauan Riau.
Pemerintah daerah harus memikirkan terlebih dahulu manfaat pembangunan yang berasal dari APBD. Apakah pembangunan tersebut memberikan multiplayer efek atau tidak?
Jika efek ganda berkurang untuk kesejahteraan masyarakat, maka proyek tersebut tak terlalu penting.
Harus diganti proyek lain yang memberikan daya dorong pembangunan. Efeknya pengangguran berkurang dan kemiskinan pun akan berkurang.
Jika pemerintah hanya menghiasi jalan, tentu tak memberikan efek ganda bagi masyarakat yang belum mendapatkan pekerjaan.
DPRD harusnya berani mengatakan tidak terhadap proyek yang hanya dinikmati sedikit kalangan. Setiap rupiah yang alokasi pemerintah harus benar benar tepat sasaran tidak menguap dinikmati kalangan tertentu saja.
Dengan demikian, APBD yang digelontorkan memberikan banyak manfaat bagi warga yang sudah membayar pajak kepada pemerintah.
Batam sukses sektor swasta berkembang pesat sehingga daerah ini salah satu kota di Indonesia yang mandiri.
Tak tergantung dari dana pusat. Batam bisa membiayai proses pembangunan sendiri karena pajak pajak sangat besar.
Selama tujuh tahun memimpin Batam, Rudi berupaya menegakkan empat pilar pembangunan ekonomi yang diusungnya, yakni mendorong pertumbuhan ekonomi (pro-growth), penyediaan lapangan kerja (pro-job), pengentasan kemiskinan (pro-poor), dan pelestarian lingkungan (pro-environment). Hasilnya kemiskinan di Batam terendah di Kepri di angka 5 persen.
Capaian pembangunan tersebut mulai dirasakan warga Batam. Fasilitas publik mulai nyaman. Kepercayaan investor meningkatkan terbukti banyaknya masuk investasi baru di Batam.
Rudi dapat meyakinkan investor menanamkan modalnya di Batam. Investasi penyimpanan data besar di bangun di Batam. Inilah bukti Batam di tangan Rudi menjadi menarik investasi asing.
Batam menjadi salah satu kota yang dituju masyarakat Indonesia mencari kerja setelah Jabodetabek. Batam populer di Indonesia karena perantau tertarik datang ke kota ini untuk melanjutkan kehidupan di masa depan.
Begitulah menariknya Batam. Dan tidak berlebihan jika disebut andil tangan dingin Muhammad Rudi memimpin Batam.
Beliau menjadikan Batam Kota Baru yang Madani.
(Tim Liputan)
Tulis Komentar