Perwirasatu.co.id-Hari kedua KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, saya membuka Sesi Retreat yang membahas dua hal utama yaitu implementasi dari Lima Poin Kesepakatan atau Five Point Consensus dalam menyelesaikan isu Myanmar dan implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP).
Sebagai ketua ASEAN, Indonesia terus berupaya agar ada langkah maju dari implementasi Lima Poin Kesepakatan dengan terus mendorong dialog yang inklusif, menyerukan penghentian kekerasan, dan memfasilitasi penyelesaian joint needs assesment melalui Pusat Koordinasi Bantuan Kemanusiaan dan Pengelolaan Bencana ASEAN atau AHA Centre, dan menyalurkan bantuan kemanusiaan.
Namun, terus terang, implementasi Lima Poin Konsensus terkait Myanmar yang disepakati pemimpin ASEAN tahun 2021, belum ada kemajuan yang signifikan. Diperlukan kesatuan ASEAN untuk merumuskan langkah-langkah ke depan. Kendati begitu, saya ingin memastikan bahwa isu Myanmar tidak menghambat percepatan pembangunan komunitas ASEAN.
Sementara itu, terkait dengan implementasi AOIP, diperlukan kerja sama konkret dan inklusif untuk mengurangi ketegangan di Indo-Pasifik. Salah satunya, melalui ASEAN Indo-Pacific Infrastructure Forum.
(Tim Liputan)
Tulis Komentar