Perwirasatu.co.id-Assalamu'alaikum, selamat pagi untuk Kita Warga Provinsi Riau. Sebagai Rakyat yang memiliki hak dan kewajiban konstitusional di Negeri ini, kita memliki tanggung jawab untuk sama-sama meneruskan kemerdekaan Indonesia yang diselenggarakan secara adil, bertanggung jawab, demokrasi, jujur, dan mendorong kesejahteraan rakyat Indonesia, sebagaimana tertuang dalam pasal 33 ayat (3) UUD 1945.
Oleh karena itu, saat ini, kita pantas bersyukur kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha kuasa, karena diberikan petunjuk kepada 260 juta rakyat Indonesia, yang saat ini sesungguhnya sedang dalam kondisi kehilangan figur kebapakan dari pemimpin Indonesia kedepan.
Petunjuk itu ialah, hadirnya sosok Prof. Dr. Mahfud MD saat ini kepublik, dengan membawa misi besar, untuk melepaskan Indonesia dari GENGGAMAN MAFIA. Resiko terjeleknya adalah, jika MAFIA ini terus di biarkan beroperasi di Indonesia, maka kedepan, kehidupan rakyat Indonesia akan terjajah secara ekonomi, kekacauan akan terjadi sebagai akibat "PERANG KARTEL-KARTEL" Bisnis yang terkait dengan para pejabat Negara, baik eksekutif, legislatif dan yudikatif, karena MAFIA selalu berkolaborasi dengan para pejabat Negara. Begitulah faktanya hari ini di Indonesia.
Demokrasi kita saat ini sudah terseok-seok. Rupanya Demokrasi sudah salah diartikan oleh para politikus kita, yang menyumbang suburnya pertumbuhan MAFIA di Indonesia, yang pada kenyataannya, hampir semuanya Lembaga-lembaga di Indonesia sudah menjadi Korup dan penuh penyimpangan-penyimpangan dalam menjalankan roda organisasi negara.
Dalam pada itu, kita tersadar dengan keadaan tersebut, konon segelintir oknum pejabat, di berbagai lembaga negara kita, termasuk di institusi Polri dan TNI telah terbukti adanya operasional kejahatan koruspi dengan berbagai modus operandi. Dengan cara menggunakan kekuasaan, pangkat dan jabatan, para MAFIA subur dan makmur. Teranyar adalah, Menteri Komunikasi dan informatika (Kemenkominfo) John Plate, yang kini jadi TSK KPK. Sangat tragis dan sekaligus kronis, MAFIA lagi-lagi benar-benar kuat dalam merampok semua keuangan Negara dari segala sisi. Siapa yang bisa menghentikan keadaan ini..?????
Jika tidak dihentikan, maka Rakyat lah yang menjadi korban utama. Siapa rakyat?? Tentunya anak dan cucu kita. Mereka lah nantinya yang akan merasakan penderitaan dari akibat negara yang dikendalikan para MAFIA. Yang bisa menghentikan keadaan ini sesungguhnya adalah pemimpin bangsa, atau presiden, tentunya harus medapat dukungan penuh dari rakyat. Selama ini pemimpin bangsa kita sudah silih berganti, pemilu demi pemilu dilangsungkan, demi sebuah amanat konstitusi. Namun MAFIA masih saja berjaya dan berjaya. Bahkan di era presiden RI Joko Widodo, kenyataan itu masih tetap demikian.
Apa sesungguhnya yang salah, sehingga NKRI harus terjebak kedalam situasi kita hari ini??? Jika kita tarik benang merahnya, dari hilir ke hulu, dari bawah ke atas, maka kita akan temukan dan pahami, bahwa semuanya tergantung pada Rakyat itu sendiri. Suara akyat adalah suara Tuhan, itu faktanya. The power of people adalah mesin revolusi yang tidak terbendung sejak adanya peradaban manusia. Termasuk gerakan revolusi nabi Musa di Mesir yang terkenal itu. Sikap berontak dipastikan akan lahir dari rakyat yang terus menerus ditindas secara ekonomi, politik dan sosial.
Reformasi Indonesia pasca 1998 sudah 25 tahun berjalan, namun tidak ada perubahan signifikan bagi rakyat Indonesia, kecuali hanya pada tataran kehidupan dunia politikus dan kepartaian. Sehingga menjadi jelas, bahwa kekayaan sumber daya alam Indonesia yang seharusnya dapat memberi manfaat setidaknya 20 jutaan per kepala rakyat Indonesia hari ini, justru hanya di kuasai dan di nikmati oleh segelintir orang dan para politikus Indonesia yang berkolaborasi dengan MAFIA.
Pertanyaannya adalah, lantas siapa pemimpin kita kedepan yang memiliki kriteria dan karakteristik seperti Prof Dr Mahfud MD, yang justru saat ini sudah menujukkan contoh, atau rule of model seorang pemimpin Indonesia kedepan? Tidak dapat kita pungkiri, bahwa pemimpin Indonesia saat ini tidak butuh banyak bicara, banyak program, banyak rapat atau teori saja, melainkan hanya butuh pemimpin yang BERANI. Berani hidup sederhana, berani membuat keputusan, berani melawan MAFIA, berani MATI akibat resiko jabatan dan BERANI mengembalikan keadaan bangsa ini kepada tujuan awal kemerdekaan sesuai dengan konsep PANCASILA dan UUD 1945 demi kebaikan Bangsa. ITU SAJA.
Sumber By: FERI SIBARANI, SH
Tulis Komentar