Perwirasatu.co.id-Banten-Komplain Jusuf Hamka atas klaim Hary Tanoe "yang menjual masyakat Tionghoa" untuk mendukung pilihan Joko Widodo dalam Pemilu 2024 di Istana Merdeka Jakarta beredar luas dalam media sosial.
Selaku penggerak pembauran bangsa sejak tahun 1970-an, kata Jusuf Hamka yang berjuang bersama Sindhunata dan Yunus Yahya, sikap Hary Tanoe "yang menjajakan" warga Tionghoa kepada Joko Widodo itu tidak etis dan tidak punya rasa malu karena culas mengatasnamakan masyarakat Tionghoa untuk kepentingan tertentu, kecam Jusuf Hamka, seperti laporan Liputan6.Com, Rabu, 17 Mei 2023. Karena perilaku culas seperti itu, katantmya tidak diperbolehkan dan tidak bisa dibenarkan, tandas Jusuf Hamka seperti dikutip dan juga disiarkan oleh berbagai media sosial pada pertengahan Mei 2023, setelah heboh Partai Nasdem mengusung Anis Rasyid Baswedan sebagai calon Presiden pada Pilpres 2024. Hingga menyusul kemudian penggembosan Partai Nasden dengan menangkap dan memborgol Sekretaris Jendral partai besytab Surya Paloh yang dianggap mbalelo dari jagoan yang diusung Istana bersama koalisi yang masih terus dipelihara oleh Presiden di Istana Negara Indonesia.
"Saya orang Tionghoa, dan saya tidak pernah memberi kuasa kepada siapa-siapa", sergah Jusuf Hamka memberang.
"Kita belajar dari sejarah masa lalu, dimana masyarakat Tionghoa di kumpulkan dalam satu organisasi kemudian berafiliasi dengan Partai Komumis Indonesia (PKI). Dan ketika ada masalah, masyarakat Tionghoa ikut dihabisi, bahkan sampai pontang panting karena semua masyarakat Tionghoa juga dianggap bagian dari masalah itu", kata Jusuf Hamka berkisah tentang masa lalu warga Tiobghoa yang kelam.
Karena itu dia mewanti-wanti agar Hary Tanoe tidak melakukan klaim sepihak dengan mengesankan bika masyarakat Tionghoa terkait dengan dukung mendukung calon Presiden tertentu untuk Pilpres tahun 2024.
Komunikasi yang dia lakukan dengan Ketua Umum PSMTI (Paguyuban Sosial Masyarakat Tionghoa Indonesia), Wilianto untuk informasi tentang pernyataan Hary Tanoe di Istana Negara, Jakarta usai bertemu Presiden Joko Widodo yang jug mengundang sejumlah tokoh terkait dengan rencana Pilpres 2024.
Hary Tanoe sebagai Pembina PSMTI yang juga Ketua Umum Partai Perindo membuat pernyataan politik bahwa masyarakat Tionghoa akan ikut Capres pilihan Joko Widodo. Dan pemilik MNC Group ini juga menyatakan dukungan warga Masyarakat Tionghoa saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana yang semakin gencar memberi dukungan kepada Capres tertentu.
Sebagai sesama warga keturunan Tionghoa, Jusuf Hamka menyatakan keberatan atas klaim yang dikemukakan Hary Tanoe. Karena menurut Jusuf Hamka tidak semua warga Tionghoa setuju ikut pada pilihan Presiden Joko Widodo itu.
Warga Tionghoa harus bebas melakukan pilihan politiknya sendiri. Dan apa yang dijatakan Hary Tanoe itu tidak benar, tandas Jusuf Hamka. Dia juga meminta agar Hary Tanoe tidak mekakukan penggiringan politik. Tak soal berapa besar jumlah warga Tionghoa yang menjadi dagangan Hary Tanoe itu, tak penting dirinci. Tapi yang pasti tidak boleh diklaim menjadi barang dagangan politik yang tidak fair dan tidak bermalu.
Apalagi kelak bisa mengklaim juga tenaga kerjs asing (TKA) yang sudah menimbulkan keresahan banyak pihak karena masuk secara gelap -- atau memang sengaja diselundupkan -- dalam rangka Pilpres tahun 2024 yang terkesan harus dimensmangkan dengan berbagai cara itu.
(Tim Liputan)
Tulis Komentar