Perwirasatu.co.id-Jakarta - Kasus yang menimpa Plt Bupati Mimika semakin jelas tabirnya sarat akan kepentingan politik kelompok tertentu yang ingin menguasai roda pemerintahan yang memiliki APBD Triliunan itu.
Hal itu dibuktikan setelah foto mantan pecatan Ketua KPU MIMIKA, Yohanes Kemong, periode 2014, bersama pengacara asal Jayawijaya Maikel Hilman saat memimpin Aksi demo di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pekan lalu.
Yohanes Kemong diduga turut terlibat menjadi Aktor dibalik provokasi masa Demo yang didanai oleh Oknum- Oknum barisan sakit hati yang ingin menguasai Mimika.
Menanggapi hal tersebut, mahasiswa asal Mimika, (AM) yang tidak ingin namanya dipublis menduga, aksi tersebut ditunggangi kepentingan politik.
Sebab, mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi di Gedung Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), tidak ada satu pun yang berasal dari Mimika, mereka sebagian besar dari puncak Jaya, Lani Jaya.
”Ini ditunggangi kepentingan politik orang-orang ini sepertinya sengaja dimobilisasi untuk mengkonter percepatan penahanan Plt Bupati Mimika. Demonstrasi yang dilakukan terlalu politis," ujar AM, kepada media ini Rabu, siang (2/3/2023).
Dia berharap, kelompok yang kerap melakukan demonstrasi itu tidak mengganggu kedamaian di bumi Amungsa.
"Ini sarat kepentingan kelompok tertentu yang ingin menguasai pemerintahan. Coba kita lihat dari kasus ini dari awal digulir sarat akan kepentingan, pasalnya, terkesan terburu-buru membidik Plt Bupati, " ungkapnya.
Jika kita melihat birokrasi yang telah dijalankan dimasa Plt Bupati saat ini, Kami telah merasakan betapa perubahan itu nyata, mulai dari penataan birokrasi, penempatan jabatan sesuai golongan, pembangunan yang digagas dari desa ke Kota inikan sangat jelas. Apalagi beliau ini (JR) orang Mimika yang tentu ingin membangun daerahnya sendiri.
"Puji tuhan, Plt telah mampu menyelesaikan masalah-masalah yang ada di Mimika dalam waktu enam bulan pemerintahannya pasca ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (PLT), sehingga mendapat banyak apresiasi dari masyarakat," tuturnya.
AM juga berharap, mereka yang memiliki kepentingan politik, libido politik, dan hasrat ingin berkuasa di Mubar untuk tidak tergesa-gesa. Lebih baik, tunggu Pilkada.
"Konflik kepentingan kita jauhkan dulu. Masa kita sesama anak daerah ini mau diadu domba oleh orang-orang luar sana yang tidak paham akan daerah kita," tutup AM.
(Tim Liputan)
Tulis Komentar