Kekuasaan dapat memabukkan dan membuat
ketagihan. Dalam artikel ini, kita membahas pentingnya membatasi kekuasaan agar
tidak menyimpang dan berfungsi dengan baik dalam masyarakat.
Kekuasaan itu memabukkan. Kekuasaan itu
membuat orang ketagihan. Oleh sebab itu, ia harus dibatasi oleh hukum.
Kekuasaan itu ada scopenya dan ada waktunya. Dalam tangan seorang pemimpin,
kekuasaan ibarat pedang bermata dua. Ia dapat menjadi alat untuk menciptakan
perubahan positif, namun di saat yang sama, ia juga berpotensi merusak bila
tidak terkendali. Sejarah telah membuktikan berkali-kali bahwa kekuasaan tanpa
batasan adalah resep bagi bencana. Dari korupsi hingga kekejaman, kekuasaan
yang tidak diawasi dapat menghancurkan bukan hanya individu yang memegangnya,
tetapi juga masyarakat di sekitarnya.
Mengapa Pembatasan Kekuasaan Itu
Penting?
Pemimpin yang memiliki kekuasaan yang
tidak terbatas dapat membuat keputusan sepihak yang merugikan masyarakat. Oleh
karena itu, sangat penting untuk membahas pentingnya pemisahan kekuasaandan batasan hukum dalam konteks kepemimpinan.
Pemisahan Kekuasaan: Sebuah Kebutuhan
Montesquieu
dalam The Spirit of the Laws(1748) menekankan bahwa agar kekuasaan tidak disalahgunakan, ia harus
dipisahkan ke dalam tiga cabang: eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Pemisahan ini bertujuan untuk menciptakan sistem pengawasan dan keseimbangan,
di mana tidak ada satu cabang pun yang memiliki kekuasaan absolut. Dalam
pandangan Montesquieu, kekuasaan yang tidak terbatas pasti akan cenderung
menyimpang dan merusak tatanan yang ada.
Peran Hukum dalam Menjaga Kekuasaan
John Locke, dalam Two Treatises of
Government (1689), juga menekankan pentingnya hukum sebagai penjaga
kekuasaan. Baginya, tujuan utama dari pemerintahan adalah untuk melindungi
hak-hak individu, dan ini hanya dapat dicapai jika kekuasaan pemerintah
dibatasi oleh hukum yang adil. Ketika hukum tidak lagi menjadi pengawas
kekuasaan, maka potensi tirani akan muncul.
Locke
percaya bahwa kekuasaan harus diatur sedemikian rupa sehingga ia tidak bisa
semena-mena terhadap individu. Dengan kata lain, kekuasaan yang baik adalah
kekuasaan yang berada dalam lingkaran hukum yang ketat, di mana setiap
keputusan yang diambil harus melalui proses hukum yang jelas dan terukur.
Batasan Kekuasaan: Waktu dan Ruang
Selain batasan hukum, kekuasaan juga
harus memiliki batasan waktu dan ruang. Seorang pemimpin yang memegang kekuasaan
terlalu lama cenderung menjadi otoriter, bahkan ketika awalnya ia berniat baik.
Oleh karena itu, banyak negara modern yang menerapkan batasan masa jabatan
untuk memastikan adanya pergantian kekuasaan yang sehat. Dengan demikian,
seorang pemimpin tidak memiliki kesempatan untuk terlalu lama menggenggam
kekuasaan dan menyalahgunakannya.
Bahaya Kekuasaan yang Tidak Terkendali
Lord
Acton pernah menulis sebuah kalimat yang sangat terkenal: "Kekuasaan
cenderung untuk merusak, dan kekuasaan absolut merusak secara absolut." Kata-kata ini mencerminkan pengamatan
tajam mengenai sifat manusia dalam menghadapi kekuasaan. Ketika seseorang
memiliki terlalu banyak kekuasaan, ia akan tergoda untuk menyalahgunakannya.
Seorang pemimpin yang memegang kendali
tanpa batasan sering kali terjebak dalam perasaan superioritas. Ia merasa dapat
membuat keputusan besar, mengubah hidup orang lain, bahkan mempengaruhi
jalannya sejarah. Rasa ini, bila tidak dikendalikan, akan membawa pada
kehancuran, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang-orang yang dipimpinnya.
Kekuasaan yang tidak diimbangi dengan tanggung jawab dan batasan akan menjadi
bom waktu yang suatu saat pasti meledak.
Kesimpulan: Kekuasaan yang Bertanggung
Jawab
Jelaslah bahwa kekuasaan tidak bisa
dilepaskan begitu saja tanpa kendali. Ia harus dibatasi oleh hukum, waktu, dan
ruang. Seorang pemimpin yang bijaksana adalah dia yang mengerti bahwa kekuasaan
hanyalah alat, bukan tujuan. Ia memahami bahwa kekuasaan yang ia pegang
bukanlah hak mutlak, melainkan amanah yang harus dipertanggungjawabkan.
Kekuasaan yang terkelola dengan baik bisa menjadi kekuatan yang mendukung tatanan sosial. Namun, kekuasaan yang dibiarkan berkobar tanpa batas akan menghanguskan apa saja yang ada di hadapannya.
Oleh: Hendriana
Tulis Komentar