LSM LIRA DORONG GENERASI EMAS 2025 ANTI-KORUPSI UNTUK INDONESIA BANGKIT

$rows[judul]

Perwirasatu.co.id-Jakatra- LSM LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) menilai untuk membangun Generasi Emas 2045 di 100 Tahun Indonesia (1945-2045), diperlukan generasi muda yang anti-korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

"Bonus demografi tidak akan membawa perubahan, malah merusak bangsa, jika mental koruptif tidak dikikis," kata Presiden LSM LIRA, HM.Jusuf Rizal di Jakarta, Jumat (16/6/2023).

Presiden LSM LIRA Jusuf Rizal menjawab pertanyaan wartawan terkait peringatan HUT ke-18 LSM LIRA yang akan diselenggarakan di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat pada (Minggu-Senin-Selasa) 18-20 Juni 2023.

Dalam perhelatan HUT ke-18 (19 Juni 2005-19 Juni 2023) tersebut, LSM LIRA akan melaksanakan Rakernas, sekaligus menggelar Seminar Nasional Anti-Korupsi guna membangun Generasi Emas 2045 yang menghindari KKN, agar Indonesia bisa bangkit dari berbagai ketertinggalan.

“Kita harus mendorong generasi muda berpikir jauh kedepan, karena di tangan mereka nasib bangsa ini dipertaruhkan. (Jika) Generasi muda lemah, bodoh dan tidak berdaya, Indonesia akan hancur,” tegas Jusuf Rizal, pria berdarah Madura itu.

Menurut pria penggiat anti-korupsi itu, saat ini Indonesia memiliki bonus demografi di mana penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar dibanding usia non-produktif (65 tahun ke atas) dengan proporsi lebih dari 60 persen dari total jumlah penduduk Indonesia.

Artinya Indinesia akan booming dengan penduduk berusia muda. Usia produktif. Untuk itu generasi muda harus diingatkan agar jangan mewarisi sifat koruptif, seperti yang terjadi saat ini. Di mana-mana, baik eksekutif, legislatif dan yudikatif korup.

“Karena itu, menurut LSM LIRA, salah satu agenda ke depan bangsa ini adalah bagaimana menyelamatkan generasi muda agar terhindar dari perilaku koruptif, yang dapat membuat bangsa ini terpuruk dan kian jauh dari terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” tegas Jusuf Rizal.

Saat ini Indonesia telah gagal menjalankan amanat reformasi tahun 1998 dengan inti bahwa pemerintahan kedepan harus memerangi KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Kenyataannya saat ini prilaku koruptif dan KKN justru makin merajalela.

Sebagai bagian dari bonus demografi, generasi muda harus mampu menjadi agen perubahan, salah satunya menghindari prilaku koruptif, dan KKN agar nanti mampu menghasilkan generasi emas 2024 saat Indonesia berusia 100 Tahun.

“LSM LIRA menilai saat ini sudah darurat korupsi. Karena itu kita gelar seminar agar memperoleh masukan dalam pemberantasan KKN, guna melanjutkan Reformasi jilid II. Karena setelah 25 tahun, reformasi Jilid I, telah gagal brantas KKN,” tegas Jusuf Rizal yang juga Ketum PWMOI (Perkumpulan Wartawan Media Online Indonesia) itu.

Seminar yang digelar LSM LIRA juga mengundang kandidat Capres 2024, Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo untuk menyampaikan visi pemberantasan korupsi jika terpilih menjadi Presiden 2024-2029. Selain itu diundang juga Partai Politik, KPK, Kepolisian, dan Kejaksaan, dll.


(Tim Liputan)

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)