May Day, Hari Buruh Sedunia, HM. Jusuf Rizal, FSPTSI, KSPSI

$rows[judul]

Perwirasatu.co.id-Jakarta-Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Transport Seluruh Indonesia (FSPTSI) - Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), HM. Jusuf Rizal ingatkan para pekerja dan buruh agar waspada terhadap penumpang gelap yang hanya mau memanfaatkan Pekerja dan Buruh untuk tujuan politik sesaat.

Hal tersebut disampaikan aktivis pekerja dan buruh yang juga menjabat Ketua Harian KSPSI, Jusuf Rizal saat ditanya awak media terkait Peringatan Hari Butuh de-Dunia, 1 Mei 2023 atau May Day di Jakarta, Senin (1/5/2023).

Menurut pria berdarah Madura-Batak itu, peringatan Mayday bukan sekedar seremoni, tapi bagaimana semangat May Day tersebut mampu membakar semangat para pejuang pekerja agar mampu memberikan Bina, Lindung, dan Sejahtera para pekerja dan buruh.

“Jadi May Day tidak selalu identik dengan aksi demo. Tapi yang lebih penting di era revolusi industri ini bagaimana membekali para pekerja dan buruh dengan skill yang kompeten dengan kebutuhan industri, peluang maupun kebutuhan lapangan kerja agar mampu menekan pengangguran,” tegas Jusuf Rizal yang dikenal kritis dan vokal itu.

Untuk itu, menurutnya organisasi Serikat Pekerja harus mampu merumuskan roadmap kebutuhan para pekerja agar dapat bersinergi dengan pemerintah dan pengusaha, guna mencari berbagai solusi yang solutif bagi perbaikan nasib para pekerja dan buruh.

Namun demikian, Jusuf Rizal mengingatkan Serikat Pekerja harus tetap kritis dan konstruktif menyikapi berbagai kebijakan pemerintah yang tidak mendukung terhadap perbaikan nasib Pekerja dan Buruh, baik kebijakan politik, strategis maupun tennis, seperti UU Cipta Kerja, dan lainnya.

“Tapi harus waspada terhadap penumpang gelap. Sebab pasti ada elit politik dan kelompoknya yang mau memanfaatkan dukungan Pekerja dan Buruh. Namun saat pekerja dan buruh berjuang dan memperjuangkan haknya, semua tiarap. Mereka politikus busuk,” tegas Jusuf Rizal aktivis penggiat anti korupsi itu.

Lebih lanjut dikatakan, saat ini yang diperlukan bagaimana meningkatan kompetensi para pekerja dan buruh agar dapat mengikuti perkembangan dan kebutuhan industri.

"Maka demo-demo seharusnya, bagaimana mendesak pemerintah melalui berbagai kebijakan yang mensejahterakan para pekerja dan buruh," tandas Jusuf Rizal.


(Tim Liputan)

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)