Perwirasatu.co.id-Bekasi- Setolol-tololnya orang adalah yang tak tahu apa itu sejarah. Dan sehina-hinanya orang ialah yang memalsukan sejarah. (H Mahbub Djunaidi).
Quotes sang pendekar pena di atas tentu saja bikin kuping merah banyak orang. Bagaimana gak bikin kuping jadi merah, quotes Mahbub Djunaidi itu terasa menohok dan bikin kepala orang pening sekaligus tersindir.
Banyak fakta sejarah dibelokan dengan beragam tujuan. Bisa jadi Anda termasuk bagian dari pembelokan saksi sejarah oleh seorang sejarawan, penulis atau bahkan oleh orang orang di lingkungan Anda sendiri.
Yang paling sederhana adalah sejarah berdirinya sebuah lembaga baik itu kerajaan, negara, organisasi, komunitas dll. Para pendirinya harus ditulis sesuai fakta. Jika tidak, maka kedepannya akan terjadi kekacauan.
Banyak yang mengusulkan ketika seorang tokoh bernama Mahbub Djunaidi agar dijadikan pahlawan nasional. Tokoh Betawi kelahiran Tanah Abang itu memang sangat fenomenal. Terlalu panjang kalau saya tulis disini kiprah Sang Pendekar Pena, Mahbub Djunaidi.
Lembaga pertama yang mengusulkan Mahbub Djunaidi sebagai pahlawan nasional adalah: IKA PMII, PC PMII &PK PMII STAIN Nurul Huda Situbondo Jawa Timur. Diusulkan dalam sebuah acara resmi ketika MDC (Mahbub Djunaidi Centre) di undang oleh Pengurus Komisariat Nurul Huda pada tahun 2018. Acara itu dihadiri juga oleh putera dari H. Mahbub Djunaidi (alm) yang sekarang menjadi Wasekjen PBNU, beliau adalah Isfandiari M.D.
Sementara Ketua MPD Pemuda ICMI Jakarta Pusat, Roni Adi SE., MM adalah orang yang mengusulkan Mahbub Djunaidi agar dijadikan sebuah nama jalan. Dan pada awal tahun tahun 2022 Mahbub Djunaidi sudah menjadi sebuah nama jalan di Jakarta Pusat. Ini soal sejarah yang luput dari pantauan masyarakat.
(Yana Sumaryana)
Tulis Komentar