Perwirasatu.co.id-Jakarta - Direktur Sekolah Menengah Kejuruan, Kemendikbudristek, Wardani Sugiyanto menyampaikan sangat mengapresiasi inovasi yang dilakukan oleh SMK 2 Tamansiswa, yang berkolaborasi dengan PT IMEV (Indo Motor Electric Vehicle serta SMK Tamansiswa Rancaekek dan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, untuk mengembangkan kegiatan konversi mesin berbasis bahan bakar fosil ke tenaga listrik.
"Kami menyambut baik upaya transisi ke energi listrik di Tamansiswa ini, yang menjadi bagian dari upaya mengurangi polusi dan mengefisiensikan kebutuhan energi. Sehingga, mulai bertahap meninggalkan bahan bakar fosil menuju energi listrik," kata Wardani pada awak media di SMK 1 Tamansiswa Jakarta, Senin (20/5/2024).
Ia menjelaskan efisiensi yang didapatkan dari transisi energi ini sangat tinggi. Yakni, kendaraan berbasis energi listrik hanya membutuhkan anggaran sekitar 20 persen dari anggaran kendaraan berbasis energi fosil.
"Sehingga, negara akan bisa mengurangi subsidi BBM dan bisa dialihkan untuk membiayai sektor lain. Seperti untuk sektor pembangunan maupun infrastruktur. Oleh karena itu, saya berharap Tamansiswa tak berhenti hanya disini dan terus melanjutkan karya inovasi dan bergerak melakukan perubahan menuju transisi energi di sektor transportasi," ujarnya.
Wardani mengungkapkan, inovasi Tamansiswa ini akan menjadikan SMK 2 Tamansiswa sebagai salah satu lokasi bengkel konversi tranportasi berbasis energi fosil ke energi listrik.
"Ini akan membantu akses masyarakat pada kemudahan melakukan perubahan mesin dari mobil atau motor mereka. Kementerian ESDM juga akan turun memberikan bantuan, sekitar Rp10 juta per kendaraan untuk melakukan konversi," ujarnya lagi.
Ia menyebutkan masyarakat juga tak perlu khawatir dengan perubahan menjadi mesin berbasis tenaga listrik sangat mudah dan sederhana.
"Kendaraan berbasis energi fosil itu punya 5 ribu komponen. Sementara, 700 komponen, artinya, ada efisiensi pada jumlah komponen. Jadi, bisa dikatakan untuk servis dan perawatan, jauh lebih murah," kata Wardani.
Kedepannya, diharapkan penelitian dan riset terkait baterai bisa secepatnya menghasilkan inovasi dan bisa membuat baterai sendiri.
"Sehingga, nanti bisa diproduksi 100 persen di dalam negeri," pungkasnya.
Ketua Yayasan Taman Siswa Jakarta, Sri Finayani menyampaikan mereka masih terus melakukan penelitian terkait transisi mesin kendaraan, baik mobilnatau motor.
"Jadi, yang kita harapkan, bisa mendukung program langit biru pemerintah, dengan bisa melakukan terobosan dalam penciptaan baterai di dalam negeri. Kita berharap, bisa 100 persen buatan dalam negeri, produk Indonesia," kata Sri.
Ia menjelaskan bahwa saat ini, komponen yang dibuat sendiri oleh pihak Tamansiswa sudah mendekati 50 persen.
"Kita masih terus melakukan inovasi. Sehingga, bisa membantu program pemerintah dalam memitigasi dampak perubahan iklim," tandasnya.
(Tim Liputan)
Tulis Komentar