Perwirasatu.co.id- Bandung- Teriakan Allahu Akbar menggema dihalaman lapas Sukamiskin Bandung saat terpidana kasus korupsi proyek Hambalang Anas Urbaningrum ketika menyampaikan pidatonya pada Selasa (11/4/23) "Saya dapat berdiri disini untuk dapat mengikuti program cuti menjelang bebas untuk 3 (Tiga) bulan ke depan".
Dikatakan Anas, "Mohon maaf kalau ada yang menyusun skenario yang besar ditempat ini bahwa Anas sudah selesai"
Skenario boleh besar, boleh hebat, tetapi sekuat apapun sehebat apapun se-rinci apapun skenario manusia, itu tidak dapat mengalahkan skenario nya Tuhan, ucap Anas dihalaman depan lapas Sukamiskin.
Lanjut disampaikan nya, saya akan berpikir ke depan, mohon maaf, kalau saya keluar ini akan melahirkan permusuhan, pertentangan, diulangi Anas, mohon maaf saya katakan "Tidak".
Saya tidak ada kamus pertentangan permusuhan, tapi kamus saya adalah perjuangan keadilan, ditegaskan Anas, andai didalam perjuangan keadilan itu ada yang merasa termusuhi, mohon maaf, "itu bukan saya hobi bermusuhan, tapi itu konsekuensi perjuangan keadilan"
Jadi hati saya, sikap saya adalah sikap persaudaraan sikap persahabatan, itu ingin saya garis bawahi.
Adapun penyampaian Anas Urbaningrum yang terakhir, dalam tradisi para aktivis saya ingin, pertandingan, kompetisi itu diajarkan sejak kecil, sejak bayi.
Bayi adalah aktivis, tapi bagi saya adalah, "Pertandingan dalam konteks demokrasi adalah, yang jujur, per, terbuka dan obyektif.
Pertandingan terbuka dan obyektif, tidak boleh menggunakan pihak lain, tidak boleh pertandingan dengan gaya lama, "tabok ngileh tangan" itulah pertandingan yang jujur.
(Tim)
Tulis Komentar