Perwirasatu.co.id-Garut-Isu dugaan perselingkuhan antara seorang pengawas sekolah dasar berinisial JL dan Kepala Sekolah HW di Kecamatan Mekarmukti, Kabupaten Garut, menjadi perbincangan hangat di kalangan para tenaga pendidik. Kabar tersebut mencuat sejak Agustus 2024 lalu, didasari oleh sejumlah kecurigaan yang berkembang.
Salah satu sumber dari kalangan kepala sekolah yang enggan disebutkan namanya menyampaikan, kecurigaan muncul karena kedekatan antara JL dan HW dianggap tidak wajar. Mereka disebut kerap terlihat berduaan di lingkungan kantor sekolah, kantor Korwil, bahkan di dalam mobil di luar jam kerja, termasuk pada menjelang malam dan dini hari. “Bahkan sempat beredar foto mereka saat berduaan,” ujar sumber tersebut. Selasa (24/6/25).
Menanggapi kabar tersebut, HW membantah adanya hubungan pribadi di luar konteks profesional. Menurutnya, hubungan yang terjalin dengan pengawas JL semata-mata dalam rangka menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai kepala sekolah.
“Saya dekat seperti dengan pengawas sebelumnya. Memang ada kepercayaan dari pengawas untuk membantu kepala sekolah lain. Dari 15 kepala sekolah, yang mampu IT hanya beberapa. Saya bantu semuanya, ikhlas dan ridha. Tapi seolah-olah karena ada hubungan intens, jadi dianggap hubungan lain. Padahal ini hubungan atasan dan bawahan, dia pejabat penilai, saya pegawai,” ujar HW saat dikonfirmasi.
HW juga menjelaskan bahwa hubungan serupa terjadi pula dengan pengawas sebelumnya. “Bahkan sama bu Amah Neneng (pengawas sebelumnya) mah lebih dari ini. Sering sampai jam 2 atau jam 3 ditelepon” tambahnya.
Ia menambahkan bahwa intensitas komunikasi terjadi karena banyak kepala sekolah di wilayahnya telah berusia lanjut dan kurang terbiasa dengan sistem penilaian digital. “Pada intinya kepala sekolah banyak yang sepuh, jadi banyak kedodoran soal penilaian yang serba digital, serba online. Jadi terlihat ada komunikasi intensnya,” tuturnya.
Senada, JL juga secara tidak langsung membantah rumor tersebut. Ia menegaskan bahwa tugasnya sebagai pengawas tidak mungkin dilakukan sendiri, dan dirinya memang bekerja sama dengan berbagai pihak di wilayah tugasnya, dari mulai Korwil hingga para kepala sekolah dan guru.
“Saya tugas ke Mekarmukti dan saya tidak bisa bergerak sendiri. Pasti ada orang yang membantu, seperti KKG dan K3S, termasuk Korwil dan guru,” ungkap JL.
Ia mengapresiasi kinerja HW yang dianggap memiliki visi dan misi yang jelas. “Bu Hendra salah satu kepala sekolah yang punya visi dan misi bagus. Jadi kalau percepatan bisa dilakukan,” ujarnya.
Namun JL mengakui, dalam upaya melakukan perubahan dan perbaikan sistem, tidak semua pihak merasa nyaman. “Terkadang mungkin saya dianggap menghalangi sesuatu yang sifatnya kebiasaan. Kalau kita belajar benar, tidak semua orang suka dengan kebenaran. Itu dipandang dari satu sisi, sehingga kadang orang menyerang secara personal, padahal bukan fakta.” sambungnya.
Ia juga menyebutkan pernah hadir dalam penyelesaian masalah internal di salah satu sekolah, namun menekankan bahwa itu murni urusan pekerjaan. “Memang pernah ada masalah yang diselesaikan di internal sekolah itu. Saya sebagai pengawas diundang, harus menyaksikan. Tapi itu bukan masalah pribadi, tapi masalah pekerjaan,” jelasnya.
“Saya tidak curiga negatif, saya memprediksi baik saja. Terkadang ada yang senang dan tidak senang. Tapi saya salut ketika ada yang konfirmasi seperti ini, paling tidak saya bisa mengklasifikasi,” tutup JL.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Koordinator Wilayah Pendidikan Kecamatan Mekarmukti maupun Dinas Pendidikan Kabupaten Garut terkait isu yang beredar.
(Red)
Tulis Komentar