Beusi Pamangkonan di Pakenjeng Salah Satu Bukti Sejarah Kandangwesi

$rows[judul]

Perwirasatu.co.id-Garut-‎Di Kp. Binong Desa Jatiwangi, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, terdapat Beusi Pamangkonan peninggalan zaman dulu. Menurut Kang Rojadin bin Abah Juhatma bin Abah Irmasan bin Eyang Enten anu secara turun temurun merawat keberadaan Beusi Pamangkonan yang berlokasi di Kampung Binong Desa Jatiwangi, persisnya di pinggir aliran sungai antara Sungai Cikandang dan Sungai Cibatarua. Beusi Pamangkonan ini bisa menjadi bukti kuat terkait sejarah Kandangwesi itu sendiri. 

‎Ada beberapa kisah unik dari Beusi Pamangkonan antara lain:

‎1. Pernah diambil oleh pihak lain tanpa izin orang yang merawat akhir benda Beusi Pamangkonan tersebut dengan sendiri kembali lagi ke tempat semula

‎2. Pernah dibakar di tempat pembuatan perkakas namun benda Beusi Pamangkonan ini tidak hancur malahan orang iseng tersebut meninggal dunia saat itu. Dan cerita mistis lainnya. 

‎Awalnya Beusi Pamangkonan ditemukan di Sirah Cai Ranca Binong oleh Eyang Enten, yang selanjutnya Beusi Pamangkonan dirawat oleh turunannya. 

‎Semoga pihak pemerintah atau peduli sejarah dan benda bersejarah bisa membangunkan untuk penempatan Beusi Pamangkonan ini agar tetap terjaga dan aman dari keisengan atau gangguan pihak yang tak bertanggungjawab. 

‎Disamping keberadaan Beusi Pamangkonan juga sekitar 75 meteran terdapat lokasi bersejarah yang sejak dahulu disebutnya Batu Susunan atau Batu Numpuk yang diyakini waktu dahulunya menjadi tempat keraton makhluk ghaib. Malahan menurut cerita masyarakat di Batu Susunan itu dijaga oleh ular besar. 

‎Saat penulis berkunjung, kang Rojadin kepada saya memohon difasilitasi untuk dapat dibangunkan mushola dan tempat Beusi Pamangkonan. Musholla ini sangat penting mengingat belum ada dan pastinya bisa bermanfaat untuk para pengunjung atau penziarah yang hendak sholat. Dalam kesempatan ini semoga ada pihak atau donatur yang ikhlas beramal zariyah sehingga terbangunnya mushola. 

‎Oleh : Kang Oos Supyadin SE MM, Pemerhati Kesejarahan & Budaya sekaligus Pengurus Dewan Adat Kabupaten Garut (DAKG)

‎(Red) 

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)