Perbedaan Pengeboman Taktis dan Pengeboman Strategis

$rows[judul]

Perwirasatu.co.id-Pengeboman Taktis-Sebetulnya ini istilah yang tidak resmi, tapi masih bisa digunakan. Targetnya tidak besar, hanya berupa target kecil seperti kendaraan tempur, tank, komplek militer yang relatif kecil, kapal perang, bangunan tertentu, dll.

Metode pengeboman yang digunakan bisa CCIP atau CCRP.

CCIP Bombing, sangat umum dilakukan bila bom yang digunakan tidak berpemandu. Pesawat akan menukik menuju target, melepaskan bomnya kemudian menanjak naik lagi.

CCRP bombing, bedanya pesawat terbang lurus ke depan - tidak perlu menukik. Bisa dilakukan dengan bom tanpa pemandu maupun dengan bom berpemandu.

Skala pengeboman sangat kecil, hanya beberapa bom yang dilepaskan. Mungkin hanya 1 - 2 bom untuk setiap target. Pengeboman ini sangat sering dilakukan oleh pesawat tempur, tapi bisa juga oleh bomber meskipun kurang umum dilakukan.

Kalau targetnya barisan tank seperti ini, cukup dengan pengeboman taktis. Tidak perlu menggunakan bom dengan kapasitas dan jumlah yang besar.

Pengeboman Strategis.

Pengeboman strategis target berskala besar, misalkan komplek industri yang besar dan luas. Otomatis bom yang digunakan juga lebih banyak dan besar. Kebalikan dari taktis - Strategic Bombing justru sangat umum dilakukan bomber, meskipun bisa juga dilakukan oleh pesawat tempur.

Kadang teknik pengeboman ini sering disebut carpet bombing karena bom yang dijatuhkan akan menghasilkan jalur ledakan seperti menggelar karpet untuk berjalan. Tujuannya adalah untuk menghabisi wilayah yang luas sekaligus, misalkan komplek kilang minyak atau menghancurkan satu kecamatan sekaligus.

Kalau targetnya seperti ini sangat repot dengan pesawat tempur. Bom yang dibawa tidak banyak, agak sulit untuk langsung menghabisi satu wilayah sekaligus.

Teknik yang digunakan hanya CCRP saja, pesawat tidak perlu menukik. Hanya terbang lurus dan melepaskan semua bom yang dibawa.

Kesimpulan.

Yang membedakan keduanya hanya teknik dan skala pengeboman. Terkait apakah harus dilakukan pesawat tempur atau bomber sebetulnya tidak ada keharusan. Hanya saja mubazir menerbangkan bomber kalau hanya untuk menghajar 1 konvoi tank.

Satu lagi, pengeboman tidak harus menggunakan bom. Bisa juga dengan menggunakan rudal.

Ini Tu-95, bomber strategis milik Rusia. Senjata utama bomber ini sudah bukan bom lagi, tapi berbagai macam rudal jelajah seperti Kh-20/22/55/101, dst. Bomber tapi tidak bawa bom.

Apakah memungkinkan menggunakan bom tanpa pemandu bisa hit dengan presisi.  ...???

Dalam kondisi yang sesuai, cukup presisi.

Bomber menjatuhkan banyak bom sekaligus, tidak harus presisi tidak masalah. Toh ledakannya saling melengkapi satu sama lain.

Pesawat tempur dengan pengembonan taktis biasanya kurang presisi.

Dalam praktik nyata sangat jarang pesawat tempur bisa menukik dan menjatuhkan bom tanpa diserang musuh, jadi pasti tidak tenang membidiknya.

CCIP ada kekerannya kok, kalkulasi dilakukan komputer dengan mempertimbangkan berat bom, aerodinamisnya, kecepatan pesawat, kemiringan pesawat, ketinggian, dll.

CCIP sendiri singkatan dari Constantly Computed Impact Point - jadi titik jatuh dihitung terus-menerus.

Tapi radius ledak bom ini juga lumayan besar sebetulnya. Seperti Mk 82 yang beratnya 227 kg - hulu ledaknya 87 kg, kategori besar ini. Granat tangan hanya sekitar 60 gram, atau 1.450x lebih kecil.

Ini ledakan dari GBU-38, versi berpemandu dari Mk 82 - hulu ledak bomnya sama persis dari segi kekuatan dan ukuran, hanya ada tambahan pemandu.

Jadi kalau targetnya ranpur ringan, tidak harus benar-benar tepat. Asal cukup dekat sudah mematikan. Kalaupun kendaraannya tidak hancur, tentara di dekatnya bisa tewas - artinya kendaraan tempur kehilangan dukungan infanteri di dekat mereka.


BY:GGG.

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)