Diduga Proyek Jalan Perusahaan Akibatkan Ratusan Pohon Cempaka Tumbang, Warga Desa Segara Kembang Lengkiti Akan Gugat PT SBI

$rows[judul]

Perwirasatu.co.id- OKU- Dugaan kelalaian dalam pembangunan jalan oleh PT Surya Bintang Indonesia (SBI) di wilayah Desa Segara Kembang, Kecamatan Lengkiti, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, kembali mendapat sorotan warga setempat.

Pembuatan jalan milik PT SBI tersebut diduga menyebabkan saluran air atau anak Sungai Air Kuning menjadi tersumbat. Hal ini dipicu oleh gorong-gorong yang berada di bawah badan jalan mengalami pendangkalan dan penyumbatan. 

Warga menyebutkan, kondisi ini terjadi karena dinilai kurangnya perhatian pihak PT SBI dalam melakukan perawatan maupun pembersihan gorong-gorong tersebut.

Permasalahan tersebut dikabarkan telah berulang kali disampaikan masyarakat kepada karyawan, pimpinan, hingga bagian legal perusahaan PT SBI. Namun, hingga kini belum ada tindak lanjut yang dirasakan masyarakat.

Salah satu warga terdampak adalah Anugerah Pratama (23), pemilik kebun cempaka yang mengalami kerusakan parah akibat genangan air yang tidak mengalir dengan baik kepada awak media pada Senin sore (1/12/2025).

Anugerah menjelaskan bahwa sedikitnya 150 batang pohon cempaka miliknya tumbang, rapuh dan mati.

Menurutnya, kerusakan itu terjadi akibat kebunnya tergenang air selama bertahun–tahun karena saluran pembuangan air yang tersumbat dari gorong-gorong jalan tersebut.

“Usia pohon-pohon yang tumbang sekitar 12 tahun. Semuanya mati karena akarnya busuk terendam air yang tidak mengalir,” ungkap Anugerah dengan nada kecewa.

Ia menjelaskan, pohon cempaka yang ditanam sejak kecil itu seharusnya sudah mulai bisa dipanen dalam beberapa tahun ke depan, sehingga kerugian yang dialaminya tidak hanya materiil tetapi juga jangka panjang.

Anugerah, yang saat ini masih berstatus mahasiswa di salah satu perguruan tinggi ini, mengatakan dirinya akan menuntut pertanggungjawaban PT SBI.

“Saya berencana menuntut ganti rugi kepada PT SBI karena ratusan pohon cempaka saya mati akibat genangan air yang tidak pernah diselesaikan. Sudah berkali-kali saya laporkan yang disampaikan oleh orang tua saya, tapi tidak ada respon nyata,” tegasnya.

Ia mengaku kecewa karena masalah tersebut sudah berlangsung lama, namun belum ada langkah serius dari pihak perusahaan untuk mengatasi penyumbatan gorong-gorong.

Warga lainnya juga menyampaikan bahwa aliran air yang tersumbat kerap menyebabkan banjir kecil di sekitar kebun dan lahan pertanian, terutama saat musim hujan.

Hal ini membuat masyarakat sangat berharap adanya tindakan cepat dan nyata dari PT SBI untuk memperbaiki saluran air yang bermasalah tersebut.

Sementara itu, awak media Liputan4.com mencoba menghubungi salah satu petinggi PT SBI bernama Bowo melalui nomor telepon pribadinya sekitar pukul 16.34 WIB.

Panggilan tersebut tidak diangkat, namun beliau membalas melalui pesan WhatsApp.

Dalam pesannya, Bowo menyampaikan permohonan maaf karena sedang berada dalam rapat. Ia juga berjanji akan menurunkan tim humas perusahaan dalam waktu dekat untuk melakukan pengecekan.

“Maaf saya rapat Pak. Baik Pak, dalam minggu ini saya akan suruh humas saya turun ke sana untuk cek dan verifikasi, hitung berapa pohon yang mati, sama kita akan lihat aliran yang tersumbat. Nanti saya akan berkoordinasi dengan kades juga untuk penyelesaian,” tulisnya dalam pesan WA tersebut.

Warga berharap komitmen tersebut bukan hanya janji, tetapi benar-benar dilakukan agar permasalahan yang sudah menahun ini dapat segera teratasi.

Masyarakat juga mendesak agar PT SBI bertanggung jawab atas kerugian yang dialami warga akibat dampak pembangunan jalan dan saluran air yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Hingga berita ini diturunkan, warga Desa Segara Kembang menunggu langkah konkret dari perusahaan untuk menyelesaikan permasalahan dan mengganti kerugian yang ditimbulkan.

Kita awak media akan terus memantau perkembangan kasus ini dan memberikan informasi terbaru kepada publik.


(Marshal)

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)