Konsep RDF Ciptakan Lapangan Kerja, Kurangi Biaya Pengelolaan Sampah dan Tingkatkan PAD

$rows[judul]

Pereirasatu.co.id-Depok-Saya dan kawan ada konsep untuk menjawab polemik pengolahan sampah di kota Depok. Yakni dengan mengolahnya menjadi Bahan bakar Bricket. Sehingga bisa digunakan sebagai pengganti bahan bakar industri seperti; batu bara, cangkang sawit dan bisa melibatkan banyak masyarakat atau TPA. Hanya memang butuh investor dan legalitas, mungkin ini bisa kita ajukan ke pihak Pemkot sebagai alternatif inisiatif dari masyarakat," 

Demikian diungkapkan Ketua DPW Ormas Pengacara & Jawara Bela Umat (PEJABAT) Kota Depok, Amar Fuad, dalam kesempatan dialog via WA dengan media ini, saat dimintai tanggapannya terkait polemik yang tengah dihadapi pemerintah dalam pengelolaan sampah di Kota Depok tercinta.

Konsep pengolahan sampah menjadi Bahan Bakar Briket atau Refuse Derived Fuel (RDF) menurut Ketua DPW PEJABAT Kota Depok itu, cukup menjanjikan serta menantang dan tentunya menarik. Pasalnya, RDF nantinya dapat menjadi alternatif bahan bakar industri yang lebih ramah lingkungan dan tentu saja dijamin dapat membantu mengurangi volume sampah. 

Meski prosesnya cukup kompleks, namun RDF memiliki potensi besar untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menghemat sumber daya alam. Selain itu, konsep RDF juga bisa membawa banyak manfaat bagi masyarakat Kota Depok, seperti; menciptakan lapangan kerja, mengurangi biaya pengelolaan sampah, dan mampu meningkatkan pendapatan daerah.

"Jika hal ini bisa diimplementasikan dengan baik, konsep RDF sesungguhnya dapat membawa banyak manfaat bagi masyarakat Kota Depok. Seperti menciptakan lapangan kerja, mengurangi biaya pengelolaan sampah, dan meningkatkan pendapatan daerah," jelas Amar. 

RDF (Refuse-Derived Fuel) briket dapat digunakan sebagai pengganti batubara dalam beberapa aplikasi, seperti:

1. Pembangkit listrik*: RDF briket dapat digunakan sebagai bahan bakar di pembangkit listrik yang dirancang untuk menggunakan batubara.

2. Industri semen*: RDF briket dapat digunakan sebagai bahan bakar di industri semen.

3. Industri lainnya*: RDF briket juga dapat digunakan di industri lainnya yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar.

Namun, perlu diingat bahwa RDF briket memiliki beberapa perbedaan dengan batubara, seperti:

1. Nilai kalor*: RDF briket memiliki nilai kalor yang lebih rendah dibandingkan dengan batubara.

2. Kandungan abu*: RDF briket dapat memiliki kandungan abu yang lebih tinggi dibandingkan dengan batubara.

3. Emisi*: RDF briket dapat menghasilkan emisi yang berbeda dibandingkan dengan batubara.

Untuk menggunakan RDF briket sebagai pengganti batubara, perlu dilakukan beberapa penyesuaian, seperti:

1. Modifikasi peralatan*: Peralatan yang digunakan untuk batubara mungkin perlu dimodifikasi untuk dapat menggunakan RDF briket.

2. Pengaturan operasional*: Pengaturan operasional pembangkit listrik atau industri mungkin perlu disesuaikan untuk menggunakan RDF briket.

3. Pemantauan emisi*: Emisi yang dihasilkan dari penggunaan RDF briket perlu dipantau untuk memastikan bahwa tidak melebihi batas yang ditetapkan.

Dengan demikian, RDF briket dapat menjadi alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan batubara, namun perlu dilakukan penyesuaian dan pemantauan yang tepat.

Selain itu, menurut Amar, RDF juga dapat membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Selanjutnya, bagaimana meyakinkan investor dan kehadiran Pemerintah Kota Depok dalam mendukung dan mengimplementasikan konsep ini secara efektif. Tentunya perlu ada langkah yang harus diambil secara tegas dan berani untuk bisa mewujudkan konsep yang menjanjikan ini. 

"Tantangan selanjutnya adalah, bagaimana konsep ini dapat meyakinkan investor dan terutama tentunya dukungan dari Pemkot Depok sendiri sehingga bersedia untuk dapat mengimplementasikan konsep ini secara efektif," tandas Amar Fuad.

(FC-Goest)

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)