Perwirasatu.co.id-Malang – Keresahan melanda sejumlah pengguna aplikasi investasi AKQA usai Lebaran 2025. Aplikasi yang sebelumnya menjanjikan keuntungan menarik ini diduga telah melakukan praktik penipuan atau scam, setelah tiba-tiba menonaktifkan fitur penarikan (withdraw).
Salah seorang member atau korban, Sukarsono, warga Karangbesuki, Kabupaten Malang, mengungkapkan bahwa pengguna atau karyawan yang ingin menarik dana diwajibkan membayar biaya tambahan berupa deposit verifikasi.
"Menurut pihak aplikasi semua karyawan harus isi ulang untuk keamanan verifikasi akun dan diberi waktu 3 jam sampai pukul 12.00, 6 April sesuai arahan dari PPATK. Jika tidak, saldo akun AKQA dan gaji akan disita juga akun akan dibekukan secara permanen," ungkap Sukarsono, Minggu (6/4/2025).
Lalu Sukarsono merinci besaran uang yang harus disetorkan untuk verifikasi akun tersebut ditentukan berdasarkan tingkatan, diantaranya karyawan B1: 96.000 IDR, B2: Rp. 375.000, B3: Rp 1.425.000, B4: RP. 5.250.000, B5: Rp. 17.400.000, B6: Rp. 44.400.000, B7: Rp 120.000.000, B8: Rp. 240.000.000 dan B9 Rp. 450.000.000.
Namun alasan pihak aplikasi justru membuat Sukarsono dan rekan-rekannya merasa curiga adanya praktik investasi bodong untuk menunda atau menghindari kewajiban membayar terhadap para pengguna.
"Banyak dari teman-teman yang menganjurkan untuk tidak melakukan top up karena ini tanda-tanda scam. Jadi semua team saya informasikan untuk tidak melakukan pengisian ulang,"imbuhnya.
Sukarsono menyebutkan, akibat mengikuti investasi yang diduga bodong ini dirinya mengalami kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
"Di aplikasi ada sekitar Rp150 juta," ucap Sukarsono.
Karena itu, Sukarsono dalam waktu dekat akan melaporkan aplikasi AKQA ke Kepolisian setempat.
"Nanti tanggal 9 mau lapor ke Polresta Malang," katanya.
Sukarsono kemudian menceritakan awal mula mengikuti aplikasi AKQA setelah dihubungi seseorang dan mengirimkan link aplikasi.
"Saya mengenal AKQA dari iklan pada bulan agustus ketika saya mengikuti aplikasi Fizo, aplikasi yang berisi novel dan memperoleh uang dari membaca, saat itu saya di WA oleh Miss Jessica yang bilang berasal dari London dan mengirimi saya link aplikasi AKQA," terangnya.
Setelah mendapat arahan dari Jessica, Sukarsono bersama timnya berhasil merekrut dan mengembangkan AKQA hingga ke beberapa daerah.
"Pada bulan desember team kami sudah mencapai 300 orang kami memperoleh penunjukan untuk membuka kantor dimana semua biaya sewa dan peralatan kantor dikirimkan dan saya memperoleh kantor di jalan Bondowoso 46. Setelah itu team semakin berkembang hingga Jambi dan Jakarta," ujar Sukarsono.
Setelah itu, Sukarsono mengaku selama beberapa bulan tidak merekrut member baru dan menggadaikan sepeda motornya untuk membantu teman-temannya deposit. Namun pada akhirnya aplikasi AKQA yang menjanjikan keuntungan tersebut ditutup.
"Satu bulan setengah saya tidak mendapatkan rekrutan dan pada bulan september tanggal 16, teman-teman yang sering kumpul dirumah saya ajak dan mau. Kemudian motor yang kami punya saya gadaikan untuk membantu teman- teman deposit ke AKQA dan sejak itu kami berjalan. Dan sekarang mulai tanggal 5 april 2025 aplikasi tertutup dan untuk membukanya kami harus mengisi ulang senilai yang dijelaskan tadi." Tandasnya.
(Red)
Tulis Komentar