![$rows[judul]](https://perwirasatu.co.id/asset/foto_berita/IMG-20251123-WA0008_2.jpg)
Perwirasatu.co.id-oleh: @SabarTambunan63_Ada sebuah hukum alam yang sederhana dalam dunia politik kita: Siapa yang menggali jebakan kubangan lumpur hidup, ia pula nanti yang paling duluan tercebur dan tak ada satupun kawannya yang mau menolongnya.
Dan hari-hari ini, publik atau rakyat banyak menyaksikan bagaimana Jokowi perlahan tenggelam dalam jebakan kubangan lumpur hidup yang ia bikin sendiri untuk menjebak siapapun yang ditunggangi ataupun dimusuhinya, Politik Cawe-Cawe Jokowi Sandera Sana-Sini,,,
Termasuk para petinggi partai yang bermental amat korup dan teramat rakus harta dengan kepentingan, kepalsuan, dan kalkulasi politik yang kini memantul balik seperti cermin retak yang kusam.
Pada awalnya, semua terlihat terkontrol.
Ia berdiri sebagai tokoh yang dielu-elukan, disanjung karena kesederhanaan yang di-koreografi-kan, dan didorong naik oleh gelombang publik yang haus perubahan.
Namun, lama-lama perubahan itu berhenti di permukaan, sementara di kedalaman, lumpur kelicikan mulai dituang sedikit demi sedikit.
Lalu tibalah masa ketika jebakan kubangan lumpur hidup itu sudah tak lagi bisa dikeringkan.
Justru mengembang.
Makin lengket.
Makin dalam.
Dan kini, didepan mata rakyat dan bangsa ini, kita melihat seorang mantan presiden hasil kecurangan yang semakin tercekat dan tercekek oleh ciptaan tangan jahat dan bebalnya sendiri:
Nepotisme yang dulu disangkal, kini menjelma terkuak kasat mata menjadi dinasti terang-terangan.
Ijazah yang dulu dianggap hanya isu pinggiran, kini menjadi badai hukum yang tak bisa lagi diredam, bergulir seperti efek bola salju, _'snowball effect.
Para pembela bayaran yang dulu menyerang semua kritik, kini berbalik panik mencari pegangan.
Sebagian orangnya Jokowi mulai ancang-ancang berlomba dan berebut cari jalan selamatkan diri sendiri dengan tanam jasa pada Presiden Prabowo gunakan modus khianati Jokowi.
Sebagai contoh pengkhianat Jokowi adalah Ebenezer Jo-man, Nadiem Makarim dan Budi Ari ProJo. Dan akan semakin banyak lagi yang khianati Jokowi, termasuk tentunya para Polisi Jahat anggota #ParCok, parte coklat.
Raja Romawi Yulius Caesar Yang Agung dikhianati oleh teman karibnya sendiri, Brutus. Dapat dipastikan kalau Jokowi dikhianati oleh banyak Brutus.
Ironisnya, setiap kali ada kesempatan untuk keluar selamat dari kubangan, ia justru menambahkan lumpur jahat dan bebal yang baru—seolah ia yakin bahwa dengan menutupi dosa dengan dosa baru adalah strategi jangka panjang yang aman.
Tetapi hukum politik tidak mempan ditawar-tawar lagi.
Kebenaran yang ditutup dan disumbat apalagi dihadang pasti akan mencari jalannya sendiri.
Satyam Eva Jayate, Kebenaran Pasti Menang!
Dan ketika ia muncul, ia bukan hanya menguak bau busuknya—ia juga menyeret siapa pun yang ikut menimbunnya.
Begitulah akhirnya, nasib tragis dari seseorang yang selama 10 tahun jadi Presiden merasa paling ahli mengatur panggung sandiwara drama politik, kini justru tersandung oleh skenario buatan tangan kotor & busuknya sendiri.
Tengoklah kawan, teriakan dan pekikan gagah gegap gempita dari Presiden Prabowo _Hidup Jokowi!!, Hidup Jokowi!!, Hidup Jokowi!!_ terbukti sama sekali tak guna untuk menolong Jokowi.
Patut disinyalir kuat bahwa Prabowo gunakan jurus dan taktik Jokowi untuk hancurkan Jokowi. 'Sein kiri, belok kanan!'
Karena pada akhirnya:
Lumpur jebakan yang paling berbahaya adalah kubangan lumpur hidup yang dibangun dari ambisi jahad dan bebal dirinya sendiri yang tak terkendali tanpa tahu batasnya lagi.
Dan saat ini, kita melihat Jokowi bukan sebagai tokoh yang dikejar lawan,melainkan sebagai seseorang yang dikejar konsekuensi, diburu rame-rame oleh kejahatan dan kebebalannya sendiri.
Jokowi sukses besar mampu menyabet gelar paling busuk dari OCCRP pada bulan Desember 2024 lalu sebagai Pemimpin Terkorup dan Pelaku Kejahatan Terorganisir Peringkat-2 Dunia. Tampaknya kini sebagai mantan Presiden Jokowi ngotot berambisi meraih peringkat-1 dunia!
Bukan akibat musuh.
Bukan akibat fitnah.
Tapi akibat dari jebakan kubangan lumpur hidup yang ia gali, ia isi, dan ia rawat selama bertahun-tahun.
Kini tinggal satu pertanyaan besar:
Akankah ia keluar selamatkan diri dan keluarganya, atau tenggelam sepenuhnya?
Sejarah, sedang menunggu jawabannya. Kita jadi teringat catatan sejarah, tentang Raja Jawa yang bertabiat super duper keji Raja Mataram, yaitu Raja Amangkurat-1, juga kepada biadabnya Hitler NAZI dan Polpot Kmer Merah.
Jokowi disebut Raja Konoha, berambisi besar bikin negara Indonesia menjadi Republik Rasa Kerajaan! Konoha Prett, Ndasmu Mul !!
(The End)
Tulis Komentar