Proyek Revitalisasi SDN 3 Sancang Rp 743 Juta Diduga Bermasalah dan Ada Dugaan Setoran 15 Persendari sumber lapangan mengungkap adanya dugaan praktik setoran 15 persen kepada dinas terkait sebelum pekerjaan dapat diperoleh.

$rows[judul]Keterangan Gambar : Kepala Bidang Sekolah Dasar (KABID SD) Dinas Pendidikan Kabupaten Garut Suryana S.Pd.,M.M.Pd (kiri) Kanjeng Raden Haryo (KRH).HM.Jusuf Rizal, SH Ketum Ormas Masyarakat Madura Asli (Madas) Nusantara (kanan)


Perwirasatu.co.id - Garut – Upaya media untuk mengonfirmasi dugaan kejanggalan pada proyek revitalisasi SDN 3 Sancang kepada Kabid Dinas Pendidikan Kabupaten Garut melalui pesan WhatsApp tidak mendapatkan tanggapan. Hingga berita ini diterbitkan, pejabat dinas tersebut tidak memberikan keterangan apa pun terkait persoalan yang mencuat.

Ketidakhadiran penjelasan dari pihak dinas ini menambah panjang daftar tanda tanya mengenai pelaksanaan proyek revitalisasi sekolah dengan nilai pagu sekitar Rp 743 juta tersebut.

Berdasarkan hasil pantauan di lapangan, pekerjaan pembangunan diduga menggunakan material tidak sesuai standar, termasuk pasir campuran lempung dari aliran Sungai Cilaki serta batu yang dikumpulkan dari sungai setempat, bukan batu belah sebagaimana aturan konstruksi.

Informasi terbaru dari sumber lapangan mengungkap adanya dugaan praktik setoran 15 persen kepada dinas terkait sebelum pekerjaan dapat diperoleh. Dugaan inilah yang disebut sebagai salah satu alasan munculnya kekurangan kualitas di lapangan.

“Kalau tidak ngasih ‘kewajiban’, dijamin tidak akan dapat pekerjaan. Jadi kalau ada kekurangan wajar saja, karena ada setoran 15 persen ke dinas,” ujar M, salah satu sumber yang mengetahui alur pekerjaan. Jumat (28/11/25). 

Di sisi lain, M mengapresiasi peran jurnalis yang terus melakukan kontrol sosial terhadap proyek-proyek pembangunan.

“Jurnalis itu penting, karena mereka yang mengungkap kondisi lapangan yang sebenarnya. Kalau tidak ada yang mengawasi, banyak masalah yang tidak akan terungkap,” ungkapnya.

Publik berharap Dinas Pendidikan Kabupaten Garut dan aparat pengawasan segera turun ke lapangan untuk memastikan apakah proyek berjalan sesuai ketentuan, sehingga pembangunan fasilitas pendidikan benar-benar aman dan bermanfaat bagi masyarakat.

(Red)

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)